Kamis, 21 April 2011

Teru-Teru Bozu No Uta

Ini video Teru-teru no bonzu aransemen

Japanese:
てるてるぼうず、てるぼう
明日天気にしておくれ
いつかの夢の空のように
晴れたら金の鈴あげよ

てるてるぼうず、てるぼう
明日天気にしておくれ
私の願いを聞いたなら
甘いお酒をたんと飲ましょ

てるてるぼうず、てるぼう
明日天気にしておくれ
もしも曇って泣いてたら
そなたの首をちょんと切る

Romanji:
Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure

Itsuka no yume no sora no yō ni

Haretara kin no suzu ageyo

 
Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure

Watashi no negai wo kiita nara

Amai o-sake wo tanto nomasho

 
Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure

Sorete mo kumotte naitetara

Sonata no kubi wo chon to kiru zo


 

Translation:
Teru-teru-bozu, teru bozu
Do make tomorrow a sunny day
Like the sky in a dream sometime
If it’s sunny I’ll give you a golden bell
--
Teru-teru-bozu, teru bozu
Do make tomorrow a sunny day
If you make my wish come true
We’ll drink lots of sweet booze
--
Teru-teru-bozu, teru bozu
Do make tomorrow a sunny day
but if it’s cloudy and I find you crying
Then I shall chop your head off

Terjemahan:
Teru-Teru-bōzu, bōzu Teru
Jangan membuat esok hari yang cerah

Seperti langit dalam mimpi
suatu waktu
Jika cerah aku akan memberimu sebuah bel emas

Teru-Teru-bōzu, bōzu Teru
Jangan membuat esok hari yang cerah

Jika Anda membuat keinginan saya menjadi kenyataan

Kami akan minum banyak anggur beras manis

Teru-Teru-bōzu, bōzu Teru
Jangan membuat esok hari yang cerah

Tetapi jika awan menangis (hujan)

Lalu aku akan memotong kepala


song by: Kyoson Asahara and composed by : Shinpei Nakayama, Dirilis th.1921 

Download lagu TERU_TERU_BONZU disini! 







Let me Tell about Teru_Teru Bozu........Selidiki Cerita Teru Teru Bozu yuk..


        Teru teru bōzu (Japanese: てるてる坊主; "shiny-shiny Buddhist priest") is a little traditional hand-made doll made of white paper or cloth that Japanese farmers began hanging outside of their window by a string. This amulet is supposed to have magical powers to bring good weather and to stop or prevent a rainy day. "Teru" is a Japanese verb which describes sunshine, and a "bōzu" is a Buddhist monk (compare the word bonze), or in modern slang, "bald-headed."
          Teru teru bōzu became popular during the Edo period among urban dwellers, whose children would make them the day before the good weather was desired and chant "Fine-weather priest, please let the weather be good tomorrow.
          Today, children make teru-teru-bōzu out of tissue paper or cotton and string and hang them from a window to wish for sunny weather, often before a school picnic day. Hanging it upside down - with its head pointing downside - acts like a prayer for rain. They are still a very common sight in Japan.
         Warabe uta (童歌?) are traditional Japanese songs, similar to nursery rhymes. They are often sung as part of traditional children's games. They are described as a form of min'yo - traditional Japanese songs, usually sung without accompanying instruments.
         The centuries-old lyrics are often incomprehensible to modern Japanese (especially to children who are singing it), while others can actually be quite sinister on close analysis. Like a lot of children's songs around the world, because people are used to them from an early age, they are often oblivious to the real meanings.

//Kurang paham ?! baca yang ini aja gan... Aku Cinta Indonesia

       Teru Teru bōzu (てる てる 坊主) kalo ditranslate-in jadi bahasa Indonesia artinya "Pendeta Buddha Yang Bersinar"."Teru" adalah kata kerja yang menggambarkan sinar matahari, sedangkan "bōzu" adalah rahib Buddha (bandingkan kata bonze), atau dalam bahasa gaul di Jepang artinya "botak".
        Well, sepersekian detik sempat gua berpikir apakah pendetanya memiliki (maaf) kepala botak  yang bikin silau ( ha ha ha) tapi makna sebenarnya itu Pendeta Buddha/biksu yang membawa sinar untuk mengusir hujan..
         Boneka Teru-Teru ini merupakan boneka tradisional buatan tangan dari jepang, boneka ini terbuat dari kertas, kain putih atau yang paling populer ini terbuat dari Tissue. Teru-Teru Bozu biasanya digantung di luar jendela, jadi kayak gantung diri dijendela gitu bonekanya (ckckck). Well, orang-orang jepang percaya bahwa Teru-Teru Bozu merupakan jimat yang memiliki kekuatan magis untuk membawa cuaca yang baik dan menghentikan atau mencegah hari hujan. Tapi kalo kamu ngegantung boneka ini terbaik (kaki di kepala, kepala dikaki #nyanyi gan) maka itu artinya kamu minta hujan turun.
         Teru Teru bōzu menjadi populer selama periode Edo di kalangan penduduk kota, biasanya boneka teru-teru dibuat sehari sebelumnya dan anak-anak akan bernyanyi >>>> "Biksu semoga esok cuacanya bagus, beritahukan cuaca bagus besok."
         Case-nya kayak gini ni yang paling banyak dijumpai : hari ini, anak-anak membuat Teru-Teru-bōzu dari kertas tisu atau kapas dan benang dan menggantung mereka di jendela untuk mengharapkan cuaca cerah, sering kali sebelum hari piknik sekolah. Menggantungnya terbalik - dengan kepala menunjuk Kelemahan - bertindak seperti doa untuk hujan. Well, ini pemandangan yang umum di jepang sono, waah kepercayaannya masih kuat yah...

          Kalo di Negri Sakura sono kalo buat boneka teru-teru biasanya sambil nyanyi lagu yang diatas itu tuh,,judulnya TERU-TERU BOZU, jangan tanya kenapa judulnya bukan Teru-Teru no Uta karena gua juga belon tau. Teru-Teru Bozu dikatakan sebagai "Warabe Uta". Warabe uta (童 歌) Adalah lagu-lagu tradisional Jepang, mirip dengan lagu anak-anak. Sering dinyanyikan sebagai bagian dari permainan anak-anak tradisional. Mereka digambarkan sebagai bentuk min'yo - lagu-lagu tradisional Jepang-, biasanya dinyanyikan tanpa disertai instrumen.
          Selama berabad-abad makna lirik lagu ini sering gag dipeduliin amat oleh masyarakat modern jepang (terutama untuk anak-anak yang menyanyikan lagu itu), padahal kalo dianalisis ni yah serem banget artinya #kan rada miris. Namun seperti banyak lagu anak-anak di seluruh dunia, karena orang-orang yang digunakan untuk mereka dari usia dini, mereka sering tidak menyadari makna yang sebenarnya.

          Lagu Teru-Teru Bozu ini ditulis oleh Kyoson Asahara dan disusun oleh Shinpei Nakayama, dirilis pada 1921. Tak seperti sajak lagu anak-anak kebanyakkan, lagu ini dikabarkan memiliki sejarah yang lebih gelap daripada yang pertama kali muncul *yang pertama yang mana yah?(bingung juga gua)*. Well ,munculnya ni lagu diduga berasal dari sebuah kisah tentang seorang biksu yang berjanji kepada para petani untuk menghentikan hujan dan membawa cuaca cerah selama periode berkepanjangan hujan yng merusak tanaman. Ketika biarawan gagal untuk membawa sinar matahari, ia dihukum mati.
          Banyak sejarawan rakyat Jepang yang nyelidiki asal usul sebenarnya,So, banyak banget dah ceritanya*maklum kayak legenda gitu*.Namun, mereka percaya cerita ini , itu, dan lain-lain mengenai asal-usul Teru Teru bozu mungkin berasal dari tradisi lama setelah menjadi luas, kemungkinan besar dalam upaya untuk memperbaiki citra boneka. Hal ini lebih mungkin bahwa "bōzu" dalam nama tidak menunjuk rahib Buddha yang sebenarnya, tetapi bulat, kepala biksu ntu botak -seperti kepala boneka, dan "Teru Teru" bercanda merujuk pada efek cahaya matahari terpantul sebuah botak.
          Well, Sampe sekarang masyarakat jepang masih kekeh ama kepercayaan ngegantung boneka ini saat mengharap hari cerah atau hujan.. kenapa yah?? *auk ah gelap*.. tapi kayaknya karena itu kebudayaan mereka jadi kudu musti dipertahanin.

           Bulan september bagi orang Jepang adalah bulan yang berat, perubahan musim panas ke musim gugur pada bulan-bulan ini selalu diikuti dengan cuaca yang ekstrim seperti badai, topan dan lain sebagainya. Oleh karena itu bagi orang Jepang bulan september atau bulan sembilan adalah bulan yang ingin cepat dilewati, karena dalam budaya orang Jepang angka sembilan dibaca "ku" yang dekat dengan kata "kurushii" yang berarti sengasara.
           Salah satu kebiasaan orang Jepang yang unik di bulan september yang notabene banyak terdapat badai adalah memasang boneka kain yang disebut dengan teru-teru bozu. Boneka ini dibuat kemudian digantung di depan rumah saat musim hujan badai dengan harapan badai atau hujan segera berlalu dan cuaca kembali cerah. Setelah badai atau hujan reda boneka kain tersebut kemudian diberi mata dan senyum. Kebiasaan ini sudah ada sejak dahulu kala dan terus berlangsung hingga sekarang.
           Pada tanggal 15-17 September 2007 di Azumino Ikeda craft park, kota Ikeda perfektur Nagano, diselenggarakan sebuah even kesenian yang bertajuk "Kita Alpes Teru-Teru Bozu Art Exhibition 1". Kendati ini adalah yang pertama kali, namun peserta yang emngikuti ini cukup banyak dan datang dari seluruh penjuru negeri. Terdapat 525 boneka teru-teru bozu dengan berbagai macam warna yang menarik. Acara yang unik ini tidak hanya mendapat perhatian masyarakat sekitar, namun beberapa radio nasional dan stasiun televisi nasional juga turut serta meliput acara ini. Salah seorang peserta yang datang dari kota Matsumoto yang datang bersama ibu dan neneknya, Takeuchi (5 thn) mengatakan "wah banyak sekali boneka teru-teru bozu-nya, apa karena ini cuaca jadi cerah"

    Eh,tadi udah kesebut" Warabe Uta gua jadi pengen nulis lagu yang notabennya Warabw Uta...Ni diye:

Toryanse
 It is often played as electronic tunes at Japanese pedestrian crossings to signal when it is safe to cross. // Lagu ini biasa ditemui di Jepang sono kalo pas lagi mau nyebrang jalan,cuz ini lagu dijadiin seperti bel atau tanda aman untuk nyebrang jalan.


Japanese:
通りゃんせ 通りゃんせ
ここはどこの 細通じゃ

天神さまの 細道じゃ

ちっと通して 下しゃんせ

御用のないもの 通しゃせ
この子の七つの お祝いに
お札を納めに まいります

行きはよいよい 帰りはこ| い

こわいながらも
通りゃんせ 通りゃんせ

Romaji:
Tōryanse, tōryanse
Koko wa doko no hosomichi ja?

Tenjin-sama no hosomichi ja


Chitto tōshite kudashanse


Goyō no nai mono tōshasenu


Kono ko no nanatsu no oiwai ni

O-fuda wo osame ni mairimasu

Iki wa yoi yoi, kaeri wa kowai


Kowai nagara mo

Tōryanse, tōryanse


Translate:
Let me pass, let me pass
What is this narrow pathway here?

It's the narrow pathway of the Tenjin shrine


Please allow me to pass through


Those without good reason shall not pass


To celebrate this child's 7th birthday

I've come to dedicate my offering

Going in may be fine, fine, but returning would be scary


It's scary but

Let me pass, let me pass





Fuyu No Uta
 Fuyu no uta (冬の歌) is a song Japanese children sing when it's snowing and they want to play outside. 'Fuyu' means 'winter', so the title can be translated as "Winter's Song".
//Kalo pas salju sedang turun, sedang anak-anak di Jepang pengen maen di luar....
mereka bakal nyanyi ini lagu..arti dari judul lagu ini adalah lagi musim dingin..brrrrrr


Japanese:
雪やこんこ 霰やこんこ
降っては降っては ずんずん積る
山も野原も 綿帽子かぶり
枯木残らず 花が咲く

雪やこんこ 霰やこんこ
降っても降っても まだ降りやまぬ
犬は喜び 庭駈けまわり
猫は火燵で 丸くなる

Romaji:
yuki ya konko, arare ya konko
futtewa futtewa zunzun tsumoru
yama mo nohara mo wataboshi kaburi
kareki nokurazu hana ga saku

yuki ya konko, arare ya konko
futtemo, futtemo, mada furiyamanu
inu wa yorokobi, niwa kakemawari
neko wa kotatsu de marunakunaru

Translation:
The snow falls densely, the hail falls densely!
It's falling and falling, collecting more and more.
The mountains and the fields are also wearing their cotton hats,
and in every tree flowers bloom.

The snow falls densely, the hail falls densely!
It's still falling and falling, never stopping.
The dog is happy, running around the garden,
the cat is curled up under the kotatsu.

3 komentar:

  1. Ko GK ada translate indo gan katanya "aku cinta Indonesia"

    BalasHapus
  2. Aku tadi buat Teru-teru bozu ini... Cuaca hari ini jadi lumayan cerah padahal tadinya mendung gelap banget

    BalasHapus